Rabu, 09 September 2009

GERAKAN MAHASISWA DALAM POLITIK

GERAKAN MAHASISWA DALAM POLITIK

by Widyanti Nurul Maulina

Kehadiran gerakan mahasiswa sebagai perpanjangan aspirasi rakyat memang sangat dibutuhkan sebagai upaya pemberdayaan kesadaran politik rakyat dan advokasi atas konflik-konflik yang terjadi pada penguasa. Secara umum, advokasi yang dilakukan lebih ditujukan pada upaya penguatan posisi tawar rakyat maupun tuntutan-tuntutan atas konflik yang terjadi menjadi lebih signifikan. Dalam memainkan peran yang demikian itu, motivasi gerakn mahasiswa lebih banyak mengacu pada panggilan nurani atas kepeduliannya yang mendalam terhadap lingkungannya serta agar dapat berbuat lebih banyak lagi bagi perbaikan kualitas hidup bangsanya.
Dengan demikian, segala ragam bentuk perlawanan yang dilakukan oleh gerakan mahasiswa lebih merupakan dalam kerangka melakukan perbaikan atau kontrol atas perilaku-perilaku politik penguasa yang dirasakan telah mengalami distorsi dan jauh dari komitmen awalnya dalam melakukan serangkaian perbaikan bagi kesejahteraan hidup rakyatnya. Oleh sebab itu, peranannya menjadi begitu penting dan berarti saat berada di tengah masyarakat. Karena begitu pentingnya, sejarah perjalanan sebuah bangsa pada kebanyakan negara di dunia telah mencatat bahwa perubahan sosial yang terjadi hampir sebagian besar dipicu dan dipelopori oleh adanya gerakan perlawanan mahasiswa.peran gerakan mahasiswa tersebut sebagai pelopor dan penggerak dalam membela rakyat dari segala bentuk ketidakadilan yang terjadi di Indonesia. Mahasiswa dan gerakannya yang senantiasa mengusung simbol keadilan, kejujuran, selalu hadir dengan ketegasan dan keberanian. Walaupun memang tak bisa kita hindari bahwa faktor pemihakan terhadap ideologi tertentu turut pula mewarnai aktifitas politik mahasiswa yang telah memberikan kontribusinya yang tak kalah besar dari kekuatan politik lainnya. Mahasiswa yang merupakan sosok pertengahan dalam masyarakat yang masih idealis namun pada realitasnya terkadang harus keluar dari idealitasnya. Pemihakan terhadap ideologi tertentu dalam grakan mahasiswa memang tak bisa dihindari. Pasalnya, pada diri mahasiswa terdapat sifat-sifat intelektual dalam berpikir dan bertanya segala sesuatunya secara kritis dan merdeka serta berani menyatakan kebenaran apa adanya. Sebuah konsep yang cukup ideal bagi sebuah pergerakan mahasiswa walau tak jarang pemihakan-pemihakan tersebut tidak pada tempatnya. Praduga bahwa dalam kalangan mahasiswa kita semata-mata menemukan perubahan sosial berupa simbol-simbol penuh amarah, sebenarnya harus diimbangi pula oleh kenyataan bahwa dalam gerakan mahasiswa inilah terdapat pahlawan-pahlawan damai yang dalam kegiatan pengabdiannya terutama didorong oleh aspirasi-aspirasi murni dan semangat yang ikhlas. Kelompok ini bukan saja haus pendidikan, akan tetapi memiliki hasrat untuk meneruskan dan menerapkan segera hasil pendidikannya itu, sehingga pada gilirannya mereka itu sendiri berfungsi sebagai pendidik-pendidik dengan cara-caranya yang berbeda dengan yang lain.
selama studi di kampus merupakan sarana penempaan diri yang telah merubah pikiran, sikap, dan pandangan mereka dalam merumuskan kembali masalah-masalah yang terjadi di sekitarnya. tidak berjalannya suatu ideologi dalam memecahkan masalah yang terjadi merangsang mahasiswa untuk mencari alternatif ideologi lain yang secara empiris dianggap berhasil. Maka tak jarang, kajian-kajian kritis yang kerap dilakukan lewat pengujian terhadap pendekatan ideologi atau metodologi tertentu yang diminati. mereka menemukan kebijakan publik yang dikeluarkan penguasa tidak sepenuhnya barjalan dengan keinginan rakyat kebanyakan, bagi mahasiswa yang memiliki komitmen dengan mata hatinya, mereka akan merasa terpanggil sehingga terangsang untuk bergerak.
Dalam kehidupan gerakan mahasiswa terdapat jiwa cinta tanah air yang dapat membius semangat juang lebih radikal. Mereka sedikit pun takkan ragu dalam melaksanakan perjuangan melawan kekuatan tersebut. Berbagai senjata ada di tangan mahasiswa dan bisa digunakan untuk mendukung dalam melawan kekuasaan yang ada agar perjuangan maupun pandangan-pandangan mereka dapat diterima. Senjata-senjata itu, antara lain seperti petisi, unjuk rasa, boikot atau pemogokan, hingga mogok makan. Dalam konteks perjuangan memakai senjata-senjata yang demikian itu, perjuangan gerakan mahasiswa jika dibandingkan dengan intelektual profesional, lebih punya keahlian dan efektif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar